Sunday, 10 January 2016

Ukiran Sudut L dan Burung

Ukiran Sudut L  dan Burung

salam sejahtera sobat ukiran, untuk artikel kali ini kami mengulas seputar ukiran kayu dengan motif sederhana yang digunakan sebagai hiasan sudut pada lemari dan juga ukiran burung. untuk lebih jelasnya, berikut uraiannya :

Ukiran Sudut L
Ukiran sudut L adalah ukiran yang digunakan untuk hiasan sudut sofa dan juga hiasan sudut lainnya. Ukiran sudut L berbentuk siku dengan panjang  15 x 15 centi meter. Jenis kayu - kayu yang digunakan masih tetap sama yaitu kayu jati, kayu pulai, kayu mahoni, kayu jilutung dan kayu bayur. Untuk ukiran sudut L ini kami membuatnya dengan kayu jati, mahoni, dan kayu pulai dengan sifat serat kayu yang keras, karena ukiran sudut L terletak pada bagian yang rentan tersinggung pada lantai.
Ukiran sudut L
Untuk proses pemahatan pahat yang digunakan adalah pahat Kol atau penyuluh. Pahat Kol digunakan untuk membuat lengkungan agar pahatan melengkung kedalam. Dan untuk Finishing mengunakan Pahat V ( Coret ) dengan ukuran kecil. Pahat V ( Coret ) digunakan agar ukiran ujung ukiran seperti memiliki serat seperti daun. Dan yang terakhir adalah tahap pengamplasan agar ukiran tampak halus dan sisa - sisa pahatan yang menggunakan pahat kol dan pahat v memudar atau halus.

Saturday, 9 January 2016

UKIRAN MINANG SALUAK LAKA

UKIRAN MINANG SALUAK LAKA
Desain saluak laka adalah lambang kekerabatan. Laka adalah alas atau wadah periuk terbuat dari jalinan rotan kecil yang lemah menjadi sebuah benda sebagai wadah tempat periuk belanga yang terjalin begitu kuat dan kokoh sehingga mampu menahan beban berat, sehingga periuk dan belanga tidak goyah dan isinya tidak tertumpah. 

Saluak laka adalah lambang kekerabatan, hal ini memberi makna dalam kehidupan masyarakat, bahwa kekuatan akan terjalin dari kesatuan yang saling mengikat dan topang-menopang sehingga terujud kekuatan bersama dalam menghadapi berbagai persoalan. Pepatah mengatakan: Nan basaluak nan bak laka, nan bakaik nan bak gagang, supayo tali jan putuih, kaik-kaik nak jan sakah ( yang berseluk bak laka, yang berkait nan bak gagang, supaya tali jangan putus, kait-berkait supaya jangan patah). 


Dalam upacara adat hubungan kekerabatan sangatlah besar. Untuk mepersiapkan upacara adat semua kerabat, urang sumando, anak pisang, ipar besan dan semua kerabat jauh dan dekat bergotong royong dan bekerja secara bersama menyelesakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab mereka masing-masing. Beban yang berat akan terasa ringan apabila dikerjakan secara bersama-sama.
Saluak Laka

UKIRAN MINANG KALUAK PAKU

UKIRAN MINANG KALUAK PAKU

Falsafah atau pandangan hidup masyarakat adat Minagkabau adalah “adat basandi syarak syarak basandi kitabullah” (ABS-SBK) “syarak mangato, adat mamakai, alam takambang jadi guru”Dalam hal ini akal dan budi, keluasan perasaan budi sangat berperan, “manusia tahan kieh, binatang tahan lacuik, kilek baliung alah ka kaki, kilek kaco alah kamuko, tagisia lah labiah bak kanai, tasinggung labiah bak jadi”. Pepatah tersebut menuntut kearifan dan kebijaksanaan manusia dalam berkata bertindak dan bekerja. Sehingga disebut pula dalam adat “nan bagarih babalabeh” sebagai hasil kearif bijaksanaan sebagai berikut :

" Kaluak paku kacang balimbiang
  Tampuruang lenggak - lenggokan
  Baok manurun ka Saruaso
  Anak dipangku kamanakan dibimbiang
  Urang kampuang dipatenggangkan
  Tenggang sarato jo adaiknyo:

tercermin dalam ukiran Kaluak Paku kacang balimbiang seperti dibawah ini :
Kaluak Paku